0003-niat- permulaan wahyu





shahih Bukhari 3
fathul bari 3 & 4

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata,
Telah menceritakan kepada kami dari Al Laits
dari 'Uqail
dari Ibnu Syihab
dari 'Urwah bin Az Zubair
dari Aisyah -Ibu kaum mukminin-, bahwasanya dia berkata,

"Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah ﷺ adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur.
Dan tidaklah beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya Subuh.
Kemudian beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali.
Kemudian beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal.
Sampai akhirnya datang Al Haq saat beliau di gua Hiro,
malaikat datang seraya berkata, "Bacalah?"
Beliau menjawab, "Aku tidak bisa baca". Nabi ﷺ menjelaskan:

Maka malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku
dan berkata lagi, "Bacalah!"
Beliau menjawab, "Aku tidak bisa baca".

Maka malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku
dan berkata lagi, "Bacalah!".
Beliau menjawab, "Aku tidak bisa baca".

Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)."

Nabi ﷺ kembali kepada keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah.
Beliau menemui Khadijah binti Khawailidh seraya berkata, "Selimuti aku, selimuti aku!".
Beliau pun diselimuti hingga hilang ketakutannya.
Lalu beliau menceritakan peristiwa yang terjadi kepada Khadijah, "Aku mengkhawatirkan diriku". Maka Khadijah berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya, karena engkau adalah orang yang menyambung silaturrahim."
Khadijah kemudian mengajak beliau untuk bertemu dengan Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah,
dia juga menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin Allah.
Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta.


Khadijah berkata, "Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra saudaramu ini".
Waroqoh berkata, "Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu alami".
Maka Rasulullah ﷺ menuturkan peristiwa yang dialaminya.
Waroqoh berkata, "Ini adalah Namus, seperti yang pernah Allah turunkan kepada Musa.
Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu".

Rasulullah ﷺ bertanya, "Apakah aku akan diusir mereka?"
Waroqoh menjawab, "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi).
Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku".

Waroqoh tidak mengalami peristiwa yang diyakininya tersebut karena lebih dahulu meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan) wahyu.

Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari bertutur tentang kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah ﷺ ceritakan, "Ketika sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, dan berkata, "Selimuti aku. Selimuti aku". Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: (Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhala-berhala tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata; dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri.


shahih Bukhari 4572
fathul bari 4953

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair
Telah menceritakan kepada kami Al Laits
dari Uqail
dari Ibnu Syihab

-dalam riwayat lain-

Dan telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Marwan
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah
Telah mengabarkan kepada kami Abu Shalih Salmawaih ia berkata;
Telah menceritakan kepadaku Abdullah dari Yunus bin Yazid ia berkata,
Telah mengabarkan kepadaku Ibnu Syihab
bahwa Urwah bin Zubair Telah mengabarkan kepadanya,
bahwa Aisyah radhiallahu'anha istri Nabi ﷺ berkata;

Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah ﷺ adalah diawali dengan Ar Ru`yah Ash Shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur.
Tidaklah beliau bermimpi, kecuali yang beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya Subuh.
Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri.
Maka beliau pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam gua Hira`, beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu, beliau membawa bekal.
Setelah perbekalannya habis, maka beliau kembali dan mengambil bekal.
Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada beliau, yakni saat beliau berada di dalam gua Hira`.
Malaikat mendatanginya seraya berkata, "Bacalah."
Maka Rasulullah ﷺ menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan, "Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan.

Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata, 'Bacalah.'
Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.'
Malaikat itu menarikku kembali dan mendekapku hingga aku merasa kesulitan,

lalu memerintahkan kepadaku untuk kedua kalinya seraya berkata, 'Bacalah.'
Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.'
Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan.

Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca,
'IQRA` BISMIRABBIKAL LADZII KHALAQ,
KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ
IQRA` WA RABBUKAL AKRAM ALLADZII 'ALLAMAL BIL QALAM..
-hingga-
'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM.'"

Maka dengan badan yang menggigil, akhirnya Rasulullah ﷺ kembali kepada Khadijah seraya berkata, "Selimutilah aku..selimutilah aku."
Hingga perasaan takut beliau pun hilang.
Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, "Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku, sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri."

Akhirnya, beliau pun menuturkan kejadian yang beliau alami.
Khadijah berkata, "Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu demi selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu dan membela kebenaran."
Akhirnya Khadijah pergi dengan membawa beliau hingga bertemu dengan Waraqah bin Naufal,
ia adalah anak pamannya Khadijah, yakni saudara bapaknya.
An Naufal adalah seorang penganut agama Nasrani pada masa jahiliah.
Ia seorang yang menulis kitab Arab. Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab.
Saat itu, ia telah menjadi syeikh yang tua renta lagi buta.
Khadijah berkata padanya, "Wahai anak pamanku. Dengarkanlah tuturan dari anak saudaramu." Waraqah berkata, "Wahai anak pamanku apa yang telah kamu lihat?"
Maka Nabi ﷺ pun mengabarkan padanya tentang kejadian yang telah beliau alami.
Kemudian Waraqah pun berkata, "Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa. Sekiranya aku masih muda, dan sekiranya aku masih hidup…" ia mengatakan beberapa kalimat.

Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?"
Waraqah menjawab, "Ya, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti. Dan sekiranya aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan menolongmu dengan pertolongan yang hebat."
Tidak lama kemudian, Waraqah pun meninggal, sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah ﷺ sedih.

Muhammad bin Syihab berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari radhiallahu'anhuma berkata; Rasulullah ﷺ menceritakan kejadian pertamakali turunnya wahyu, beliau bersabda, "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun lari darinya dan segera pulang menemui keluargaku seraya berkata, 'Selimutilah aku, selimutilah aku.'" Maka keluarga beliau pun segera menyelimutinya. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya:
'YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR
QUM FA`ANDZIR
WA RABBAKA FAKABBIR
WA TSIYAABAKA FATHAHHIR
WAR RUJZA FAHJUR
(Wahai orang yang berselimut,
bangkitlah,
dan berilah peringatan.
Dan Tuhan-mu agungkanlah.
Dan pakaianmu sucikanlah,
Dan tinggalkanlah sesembahan berhala).'"
Abu Salamah berkata; Ar Rijza adalah berhala-berhala yang disembah oleh kaum jahiliah. Setelah itu, maka turunlah wahyu dengan beruntun.
shahih Bukhari 6467
fathul bari 6982

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Uqail dari Ibnu Syihab -lewat jalur periwayatan lain-Dan telah menceritakan kepadaku 'Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami 'Abdurrazaq telah menceritakan kepada kami Ma'mar, Az Zuhri mengatakan, telah menceritakan kepadaku Urwah dari Aisyah radhiallahu'anha, ia menceritakan; wahyu pertama-tama yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ adalah berupa mimpi yang baik ketika tidur, beliau tidak bermimpi selain datang seperti fajar Subuh, dan beliau selalu pergi ke gua Hira bertahannus di sana, yaitu beribadah beberapa malam, dan beliau untuk hal tersebut berbekal, kemudian kembali kepada Khadijah agar dia dapat membekali beliau untuk keperluan seperti itu, sampai akhirnya beliau di kejutkan dengan al haq ketika beliau sedang berada di dalam gua Hira`, malaikat datang kepada beliau dan berujar; 'bacalah! ' Nabi ﷺ berkata kepadanya, "Maka aku menjawab; 'Saya tidak bisa membaca! ' Lalu dia mendekapku dan menutupiku hingga aku kepayahan. kemudian melepasku dan berkata; 'Bacalah! ' aku menjawab; 'Saya tidak bisa membaca! ' Ia mendekapku lagi dan menutupiku untuk kedua kalinya hingga aku kepayahan, kemudian melepasku lagi seraya mengatakan; 'Bacalah! ' saya menjawab; 'Saya tidak bisa membaca.' Maka ia mendekapku dan menutupiku untuk kali ketiganya hingga aku kepayahan, kemudian melepasku lagi dan mengatakan; 'IQRO' BISMI ROBBIKAL LADZII KHOLAQO sampai ayat 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM, '" kemudian beliau pulang dengan menggigil hingga menemui Khadijah dan berkata, "Selimutilah aku, selimutilah aku!" maka keluarganya pun menyelimuti beliau, sampai rasa ketakutan beliau menghilang, kemudian beliau berkata, "Ya Khadijah, apa yang terjadi pada diriku?" beliau menceritakan peristiwa tersebut kepadanya dan berkata, "Aku mengkhawatirkan diriku" Maka Khadijah menjawab, 'Sekali-kali tidak, bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya, sebab engkau suka menyambung silaturrahim, berkata jujur, menghilangkan kesusahan serta menjamu tamu, serta membela kebenaran! ' Maka Khadijah pergi bersama beliau menemui Waraqah bin naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushshay, anak paman Khadijah, atau saudara ayahnya, ia adalah semasa jahiliah beragama Nasrani dan suka menulis kitab suci arabi, ia menulis injil arabi dengan kehendak Allah, dan dia seorang kakek yang cukup umur dan buta. Maka Khadijah berkata kepadanya; 'Wahai anak paman, dengarlah (apa yang dituturkan) anak saudaramu! ' Waraqah bertanya; 'Hai anak saudaraku, apa yang telah kau lihat? ' Maka Nabi ﷺ mengabarkan apa yang telah beliau lihat, spontan Waraqah mengatakan; 'Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa, duhai sekiranya ketika itu aku masih gagah perkasa dan masih hidup, ketika kaummu mengusirmu! ' "Adakah kaumku akan mengusirku?" Tanya Nabi ﷺ. Waraqah menjawab; 'Iya, tidak ada seorang pun yang membawa seperti yang kau bawa, melainkan ia akan dimusuhi. Jikalau aku temui hari-harimu, niscaya aku membelamu dengan gigih.' kemudian tak berselang lama Waraqah meninggal dan wahyu berhenti beberapa lama hingga Nabi ﷺ sedih. Berita yang sampai kepada kami, kesedihan yang beliau alami sedemikian rupa, hingga beliau beberapa kali ingin bunuh diri dengan cara menerjukan diri dari puncak gunung, setiap kali beliau naik puncak gunung untuk menerjunkan dirinya, Jibril menampakkan diri dan mengatakan; 'hai Muhammad, sesungguhnya engkau betul-betul Rasulullah! ' Nasihat ini menjadikan hatinya lega dan jiwannya tenang dan pulang. Namun jika sekian lama wahyu tidak turun, jiwanya kembali terguncang, dan setiap kali ia naik puncak gunung untuk bunuh diri, Jibril menampakkan diri dan menasihati semisalnya. Ibnu Abbas mengatakan tentang ayat; 'Faaliqul ishbah' yaitu cahaya matahari ketika siang, dan cahaya bulan ketika malam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar