Bukhari 5886
shahih menurut ijma ulama
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id
telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far
dari 'Amru bin Abu 'Amru bekas budak Al Mutthalib bin Abdullah bin Hanthab,
bahwa dia mendengar Anas bin Malik
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abu Thalhah:
"Berilah aku seorang pelayan lelaki dari yang kamu miliki hingga ia bisa membantuku."
Abu Thalhah lalu keluar dengan membawaku di belakang boncengannya.
Aku lalu menjadi pelayan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setiap kali beliau singgah pada suatu tempat, beliau banyak membaca:
'ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI
WAL 'AJZI WAL KASALI
WAL BUKHLI WAL JUBNI
WA DLALA'ID DAIN WA 'ALAIHI WA GHALABATIR RIJAALI
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan,
dari kelemahan dan kemalasan,
dari sifat bakhil dan penakut,
dan dari lilitan hutang dan penindasan) '.
Aku selalu melayani (keperluan) beliau hingga kembali dari Khaibar,
beliau kembali dengan membawa (mengiring) Shafiyah binti Huyai.
Dan aku lihat beliau menutupinya dengan kain kemudian memboncengkannya di belakang beliau.
Sehingga ketika kami tiba di daerah Shahba`,
beliau membuat hais dalam bejana dari kulit, kemudian beliau menyuruh agar aku mengundang para sahabat.
Setelah itu mereka menyantap hidangan tersebut, itulah awal rumah tangga beliau dengannya.
Kemudian beliau melanjutkan perjalanan, hingga ketika Uhud telah terlihat,
beliau bersabda:
"Ini adalah gunung yang kita mencintainya dan dia mencintai kita."
Ketika memasuki kota Madinah beliau mengatakan:
"Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan apa yang ada di antara dua gunungnya (Madinah), sebagaimana Ibrahim mengharamkan (mensucikan) Makkah. Ya Allah, berkahilah mereka dalam mud dan sha' mereka."
|
bukhari 5892
shahih menurut ijma ulama
Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad
telah menceritakan kepada kami Sulaiman dia berkata;
telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Abu 'Amru dia berkata;
saya mendengar Anas bin Malik dia berkata;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan:
"ALLAHUMMA INII A'UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL 'AJZI WAL KASALI WALJUBNI WALBUKHLI WADLALA'ID DAINI WAGHALABATIR RIJAALI
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka cita, lemah dan malas, pengecut dan kikir dan terlilit hutang serta dikuasai musuh."
|
Pendahuluan
Dalam kehidupan, menghadapi tekanan dari lingkungan atau orang lain adalah bagian dari ujian yang sering dialami setiap individu.
Namun, Islam memberikan solusi berupa doa perlindungan yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hadits Bukhari nomor 5886 dan 5892 menyampaikan doa yang penuh makna, di mana Rasulullah memohon perlindungan kepada Allah dari penindasan, lilitan hutang, dan berbagai sifat negatif lainnya.
Hadits ini menjadi panduan yang sangat relevan bagi kita dalam menghadapi tantangan hidup.
Makna dan Hikmah Doa agar Tidak Ditindas
Berlindung dari Tekanan dan Penindasan
Doa ini memuat permohonan kepada Allah agar melindungi umat-Nya dari lilitan hutang yang dapat membuat seseorang kehilangan kendali, serta dari penindasan orang lain yang merenggut kemerdekaan hidup.
Menghindari Sifat Negatif
Selain memohon perlindungan dari tekanan eksternal, doa ini juga meminta perlindungan dari sifat-sifat negatif seperti kikir, pengecut, kelemahan, dan kemalasan. Hal ini mengajarkan pentingnya membangun karakter positif dalam kehidupan sehari-hari.
Ketenangan Hati dan Jiwa
Dengan melafalkan doa ini, umat Islam diajarkan untuk menyerahkan seluruh beban dan kesedihan kepada Allah, sehingga hati menjadi lebih tenang dalam menghadapi situasi sulit.
Memperkuat Ketergantungan kepada Allah
Rasulullah mengajarkan bahwa hanya Allah yang mampu memberikan perlindungan terbaik dari segala bentuk kezaliman, baik yang berasal dari luar maupun dari kelemahan dalam diri sendiri.
Langkah Praktis untuk Menghindari Penindasan
Membiasakan Membaca Doa:
Jadikan doa ini sebagai bagian dari dzikir harian Anda, terutama setelah shalat, untuk memohon perlindungan dari situasi sulit dan sifat negatif.
Berusaha Menjadi Pribadi yang Positif:
Selain berdoa, upayakan untuk memperbaiki diri dengan menjauhi sifat-sifat seperti kikir, malas, dan pengecut, serta membangun keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.
Melatih Tawakal kepada Allah:
Ingatlah bahwa pertolongan Allah adalah yang paling utama. Dalam setiap ujian hidup, jadikan doa ini sebagai sarana untuk memperkuat rasa tawakal dan keyakinan kepada-Nya.
Kesimpulan
Doa agar tidak ditindas yang diajarkan Rasulullah dalam hadits Bukhari 5886 dan 5892 menjadi panduan berharga bagi umat Islam. Melalui doa ini, kita diajarkan untuk memohon perlindungan Allah dari keluh kesah, sifat negatif, lilitan hutang, serta penindasan oleh orang lain. Dengan mengamalkan doa ini secara konsisten, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga membangun ketahanan jiwa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala bentuk kezaliman dan kesulitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar