Jaminan terhindar dari Sifat Munafik: Pelajaran Berharga dari Hadis Sunan Tirmidzi 224
Sifat munafik salah satu sikap yang harus dihindari setiap muslim.
Sifat munafik mengacu pada ketidaksesuaian antara ucapan dengan keinginan hati / tindakan.
lain dimulut lain harapan hati, lain tindakan
Bahkan dalam ibadah shalat di Masjid, mereka hanya terlihat ketika siang hari demi menjaga citra di hadapan masyarakat, namun tidak hadir saat shalat Isya dan Subuh karena gelap tanpa listrik, gak dilihat masyarakat.
Sifat munafik mengacu pada ketidaksesuaian antara ucapan dengan keinginan hati / tindakan.
lain dimulut lain harapan hati, lain tindakan
Memahami Sifat Munafik di Masa Rasulullah
Pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, orang yang dicap munafik adalah
mereka yang tidak selaras antara perkataan dan isi hatinya atau perbuatannya.
Sebagai contoh, mereka menunjukkan dukungan kepada Rasulullah secara lisan,
tetapi dalam hati berharap Rasulullah gagal dalam perjuangan melawan kaum musyrikin.
ddlam tindakan, Ketika mereka diminta untuk berjuang di jalan Allah, mereka memilih untuk tidak hadir dengan berbagai alasan. padahal lisan nya mereka mendukung Rasulullah, tapi usaha medukung nol.
Bahkan dalam ibadah shalat di Masjid, mereka hanya terlihat ketika siang hari demi menjaga citra di hadapan masyarakat, namun tidak hadir saat shalat Isya dan Subuh karena gelap tanpa listrik, gak dilihat masyarakat.
Dalam hadis Sunan Tirmidzi 224, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan jaminan terbebas dari sifat munafik.
Artikel ini akan membahas hikmah dari hadis tersebut dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Mukram dan Nashr bin Ali Al Jahdlami keduanya berkata;
telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah Salm bin Qutaibah
dari Thu'mah bin 'Amru
dari Habib bin Abu Tsabit
dari Anas bin Malik ia berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa shalat berjama'ah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama ikhlas karena Allah, maka akan dicatat baginya terbebas dari dua hal; terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik."
"Barangsiapa shalat berjama'ah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama ikhlas karena Allah, maka akan dicatat baginya terbebas dari dua hal; terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik."
Komentar hadist
Abu Isa berkata; "Hadits ini diriwayatkan dari Anas dengan secara mauquf, dan saya tidak mengetahui seorangpun yang memarfu'kan hadits ini, kecuali hadits yang diriwayatkan Salm bin Qutaibah, dari Thu'mah bin 'Amru, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Anas. Hanya saja hadits ini diriwayatkan dari Habib bin Abu Habib Al Bajali dari perkataan Anas bin Malik. Seperti itu pula Hannad menceritakan kepada kami dari Waki' dari Khalid bin Thahman dari Habib bin Abu Habib Al Bajali dari Anas sebagimana dalam hadits tersebut, namun ia tidak memarfu'kannya. Dan Isma'il bin Ayyasy telah meriwayatkan hadits ini dari Umarah bin Ghaziyah dari Anas bin Malik dari Umar bin Al Khaththab dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang semakna dengan hadits ini, namun hadits ini tidak mahfudz (tidak terjaga), hadits ini setatusnya mursal, karena Umarah bin Ghaziyah tidak bertemu dengan Anas bin Malik." Muhammad bin Isma'il berkata; "Habib bin Abu Habib julukannya adalah Abu Al Kasyutsa, dan dinamakan juga dengan Abu Umairah.
Bosa basi
Pesan utama hadis ini adalah pentingnya ibadah yang dilakukan secara ikhlas dan disiplin. Shalat berjama'ah dengan menghadiri takbir pertama selama empat puluh hari berturut-turut adalah sebuah langkah yang menunjukkan ketulusan hati.
Makna Sifat Munafik:
Rasulullah sering mengingatkan umatnya tentang bahaya sikap ini.
Dalam konteks hadis ini, sifat munafik dapat dihindari dengan membangun kebiasaan yang penuh keikhlasan dan disiplin dalam menjalankan ibadah.
Langkah-Langkah Praktis:
- Tingkatkan Kedisiplinan Ibadah: Usahakan untuk selalu hadir tepat waktu dalam shalat berjama'ah, terutama dalam mendapatkan takbir pertama.
- Latih Keikhlasan Hati: Niatkan setiap ibadah semata-mata untuk Allah SWT. Ikhlas adalah kunci utama untuk menjauhkan diri dari sifat munafik.
- Perkuat Komitmen: Konsistenlah selama empat puluh hari seperti yang dianjurkan dalam hadis ini. Jadikan ini sebagai sebuah tantangan spiritual yang membawa manfaat besar.
- Evaluasi Diri: Lakukan introspeksi terhadap sifat dan tindakan sehari-hari. Pastikan tidak ada kontradiksi antara niat, ucapan, dan perbuatan.
Penutup
Hadis Sunan Tirmidzi 224 memberikan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang lebih ikhlas dan bermakna. Dengan memperhatikan langkah-langkah di atas, kita dapat menjauhkan diri dari sifat munafik sekaligus memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT. Mari jadikan shalat berjama'ah sebagai kesempatan untuk membangun keimanan dan ketulusan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar